REVIEW JURNAL SUTIKNO BRONTO
"GUNUNG API DAN APLIKASINYA"


          Secara bentang alam, fasies sentral gunung api dicirikan oleh asosiasi batuan  beku intrusi dangkal, kuba lava, dan batuan ubahan hidrotermal. Dua tubuh batuan yang di endapkan pada waktu yang sama dikatakan berbeda fasies, dan jika kedua batuan tersebut berbeda ciri fisika, kimia, atau biologinya. Istilah fasies dan litofasies tersebut lebih dititikberatkan  untuk batuan sedimen. Maka dari itu untuk fasies gunung api perlu dilakukan modifikasi, yakni sejumlah ciri litologi batuan gunung api dalam kesamaan waktu pada suatu lokasi tertentu. Ciri-ciri litologi dapat menyangkut aspek fisika, kimia, dan biologi.

           Fasies gunung api terdiri atas fasies sentral, fasies proksimal, fasies medial, dan fasies distal. Pada gunung api muda, berumur kuarter - masa kini, pembagian fasiesnya sangat relatif mudah karena didukung oleh bentuk bentang alam berupa kerucut, komposit yang masih sangat jelas. Fasies sentral terletak pada daerah puncak, fasies proksimal di lereng atas, fasies medial di lereng bawah, dan fasies distal itu terletak di kaki dan dataran sekeliling gunung..

           Untuk gunung api purba, berumur tersier atau lebih tua, dimana bentuk kerucut kompositnya sudah tidak jelas, identifikasi fasies gunung api perlu di teliti lebih detail berdasarkan pada pendekatan analisis indera geomorfologi, stratigrafi batuan gunung api, vulkanologi fisik, struktur geologi, serta petrologi geokimia.

           Pembagian fasies gunung api dapat dimanfaatkan untuk mendukung pencarian sumber baru mineral dan energi, penataan lingkungan hidup termasuk tata ruang dan penyediaan air bersih, serta mendukung usaha penanggulangan bencana geologi.
         

FAJRI KUNIAWAN MAMONTO
417 471 039


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Dasar dan Aspek-aspek Geomorfologi

INTRODUCE MY SELF